BICARABAIK, SELAYAR - Direktur Utama Perumda Tirta Tanadoang (PDAM) Kabupaten Kepulauan Selayar, Asnawi Dahlan, tengah menjadi sorotan setelah 35 dari 50 staf dan karyawan perusahaan melayangkan somasi kepada DPRD Selayar. Mereka menuntut agar Asnawi segera mengundurkan diri dari jabatannya, dengan alasan kepemimpinannya yang dinilai arogan dan diktator.
Dalam somasi yang diajukan, para pegawai menyoroti kinerja buruk Asnawi dalam mengelola perusahaan. Mereka mengklaim bahwa PDAM Selayar kini berada di ambang kebangkrutan, dengan jumlah pelanggan aktif hanya sekitar 4.096 dari lebih dari 8.000 pelanggan yang terdaftar. Selain itu, distribusi air bersih dinilai sangat terbatas, sehingga sebagian pelanggan telah bertahun-tahun mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air.
"Selama masa kepemimpinan Direktur, hampir tidak ada penambahan aset atau entitas baru yang signifikan. Hal ini berdampak langsung pada tingkat pendapatan perusahaan, di mana pemasukan PDAM tidak lagi mampu menutupi biaya operasional. Gaji pegawai pun sudah tidak dapat terbayarkan selama sebulan terakhir," demikian bunyi somasi yang ditandatangani oleh 35 pegawai PDAM Selayar.
Para pegawai pun meminta kepada Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar untuk segera mengambil tindakan dengan memberhentikan atau mengganti Asnawi Dahlan dari posisinya sebagai Direktur Utama PDAM.
Menanggapi desakan tersebut, Asnawi Dahlan akhirnya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri secara legowo. Keputusan ini muncul setelah somasi dari para pegawai mendorong DPRD Selayar, khususnya Komisi I, untuk menggelar rapat darurat pada Kamis (27/03) guna membahas krisis internal di tubuh PDAM.
Di sisi lain, permasalahan yang dihadapi PDAM Selayar bukan hanya soal kepemimpinan. Dalam rapat kerja dengan Komisi I DPRD pada 31 Januari 2025, Asnawi mengungkapkan bahwa perusahaan mengalami defisit akibat tingginya pengeluaran yang tidak sebanding dengan pemasukan.
“Masalah utamanya adalah banyaknya pelanggan yang menunggak pembayaran, baik dari instansi pemerintah daerah maupun pelanggan rumah tangga,” jelas Asnawi dalam rapat tersebut, seperti dilansir dari media Realitynews.web.id.
Dengan mundurnya Asnawi Dahlan, kini perhatian tertuju pada langkah selanjutnya yang akan diambil pemerintah daerah dan DPRD Selayar dalam menangani krisis di PDAM Tirta Tanadoang demi memastikan pelayanan air bersih bagi masyarakat tetap berjalan dengan baik.

